SMA Progresif Bumi Shalawat – Tiga hari sebelum menjelang 17 Agustus, hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, SMA Progresif Bumi Shalawat melangsungkan berbagai macam kegiatan untuk turut serta mengekspresikan kegembiraannya dalam menyambut hari kemerdekaan.
Acara tersebut berlangsung selama empat hari dan dipuncaki dengan upacara kemerdekaan yang serentak dilaksanakan di lapangan Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat pada 17 Agustus 2024.
“Nusantara Baru, Indonesia Maju” menjadi tema besar pada peringatan kali ini. Tema tersebut diambil bukan tanpa alasan, melainkan ada harapan besar di mana semoga para siswa bisa mengantarkan Indonesia pada kemajuan di masa yang akan datang.
Ada banyak perlombaan, namun dari banyaknya perlombaan, semua lomba yang dilakukan siswa dikonsep dengan misi menghidupkan kembali permainan tradisional. Di antaranya patil lele, boy-boyan, gobak sodor, dan masih banyak permainan lainnya.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Anang Ma’ruf, ketua panitia, ia mengatakan, permainan-permainan itu kebanyakan siswa sendiri yang meminta. Mereka ingin kembali bermain seperti yang ia mainkan saat masa kecil dulu.
“Akhirnya mereka memilah-milah kira-kira apa saja permainan yang bisa dimainkan bersama dan bisa dilombakan,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, bahwa siswa terlihat sangat antusias mengikuti semua perlombaan yang ada. Di samping mereka merebutkan kemenangan, dari perlombaan ini juga mereka bisa memupuk kekompakan dan persahabatan dengan teman-temannya.
Kemudian di hari Jumat 16 Agustus 2024, giliran acara pembagian juara lomba. Sebelum pembagian berlangsung, semua siswa baik dari kelas X sampai XII dengan dibagi 6 kelompok, mereka menampilkan yel-yel dengan ciri khas mereka masing-masing.
Masing-masing kelompok juga punya maskot tersendiri yang mengidentikkan identitas adat yang mereka pilih. Dari ke-6 kelompok itu, masing-masing mereka memilih adat Jawa, Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Bali.
“Dengan usaha mereka membuat maskot tersebut, diharapkan mereka bisa lebih paham tentang baju adat yang mereka pilih, karena tidak mudah untuk membuat baju adat yang menarik. Butuh kreativitas yang tinggi,” tambah Anang, nama panggilannya.
Setelah mereka menampilkan yel-yel, baru pembagian hadiah juara bisa dilaksanakan. Hadiah yang mereka pilih itu hanya bagian kecil dari besarnya pembelajaran yang mereka dapat.
“Memang, selain peringatan, acara ini juga diselenggarakan sebagai bentuk pembelajaran bagi siswa,” jelas Kepala Sekolah Mochammad Misbachul Munir Ardy.
Ia menambahkan, karena tidak menutup kemungkinan, mereka nanti bakal ada yang studi lanjut di luar negeri, sehingga nilai-nilai yang diusung dalam acara ini sangat bermanfaat untuk bekal mereka nant.