Optimalisasi Pemahaman Pewarisan Golongan Darah dengan Memasuki Dunia Khayalan Sekolah Penyihir
Puji Jayanti dan Azzahroh Auliya Safira
Guru Literasi Sains Biologi SMP Progresif Bumi Shalawat
Perubahan zaman menuntut adanya perkembangan daya dan pola pikir untuk tiap generasi. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya kreativitas dan kemampuan penalaran yang baik. Pengembangan kemampuan tersebut pada pelajar juga didukung oleh program P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan salah satu poin yang diangkat adalah bernalar kritis dan kreatif. Namun cukup disayangkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chicago menunjukkan bahwa generasi Z memiliki perkembangan kemampuan penalaran yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Hal di atas dapat disebabkan akibat tingginya distraksi digital dan kurangnya stimulasi akibat banyaknya hiburan yang dapat diakses dengan mudah dan instan. Rendahnya kemampuan penalaran pada siswa berkorelasi dengan daya kreativitas yang dimiliki oleh generasi muda. Untuk meningkatkan daya kreativitas tersebut, maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat melatih anak-anak untuk menggunakan daya imajinasi mereka dalam proses penalaran ilmiah. Daya imajinasi ini sangat diperlukan terutama pada materi-materi pembelajaran yang bersifat abstrak dan susah untuk dikonkritkan seperti pada materi pewarisan sifat.
Materi pewarisan sifat merupakan materi yang dianggap sebagai momok menakutkan bagi beberapa kalangan siswa kelas 9. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi guru-guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, namun tetap melatihkan keterampilan penalaran dalam memprediksi sifat fenotip dan genotip suatu individu. Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan ini, guru-guru SMP Progresif Bumi Shalawat merancang suatu pembelajaran yang menarik untuk sub materi pewarisan sifat golongan darah. Terinspirasi dari film Harry Potter yang terkenal di kalangan siswa, terciptalah pembelajaran dengan mengajak siswa untuk menggunakan daya imajinasi mereka dimana siswa berkhayal bahwa mereka adalah pimpinan-pimpinan penyihir yang sedang melakukan rapat penting untuk menentukan asrama yang tepat untuk penyihir-penyihir baru.
Siswa akan duduk berkelompok dan mendapatkan beberapa kartu identifikasi penyihir dimana kartu identifikasi penyihir tersebut memuat informasi mengenai fenotip dan genotip golongan darah orang tua beserta ciri khusus golongan darah penyihir. Kemudian siswa akan menentukan golongan darah dari beberapa penyihir apakah bergolongan darah A, B, O, atau AB. Setelah menentukan golongan darah dari penyihir-penyihir baru, kemudian siswa memasukkan kartu penyihir tersebut ke dalam kotak-kotak asrama dimana penyihir dengan golongan darah A akan dimasukkan ke dalam asrama slytherin, golongan darah B ke asrama ravenclaw, golongan darah O ke asrama hufflepuff, dan golongan darah AB ke asrama gryffindor.
Dengan pembelajaran berbasis khayalan tersebut memiliki manfaat dimana siswa dilatih untuk menggunakan daya imajinasi dan kemampuan untuk menalar sifat suatu individu. Daya imajinasi merupakan suatu bagian dari keterampilan kreativitas, dimana dengan pembelajaran berbasis khayalan ini selain dapat melatihkan keterampilan kognitif juga mampu untuk melatihkan keterampilan kreativitas siswa.
“Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan dunia khayalan ini menjadi tantangan baru bagi kami para guru pengajar, setelah saya amati ternyata siswa-siswa ini nampak antusias dalam mengikuti pembelajaran dan materi pewarisan sifat yang biasanya nampak susah ini dapat menjadi lebih mudah diajarkan kepada siswa. Selain itu setelah saya menerapkan pembelajaran ini, siswa-siswa saya menjadi antusias dalam menantikan pembelajaran saya di kemudian hari” Ujar Zunaida Khoirunisak, S.Pd selaku guru IPA dan Supervisor Pembelajaran SMP Progresif Bumi Shalawat. (JH)